Terapi Dua Keburukan
Salah satu dzikir pagi dan petang yang mungkin pernah kita ucapkan adalah dzikir berikut,
اَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ.
“Ya Allah, Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Rabb pencipta langit dan bumi, Rabb segala sesuatu dan yang merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan diriku, setan dan balatentaranya, dan aku (berlindung kepada-Mu) dari berbuat kejelekan terhadap diriku atau menyeretnya kepada seorang muslim”. (HR. At Tirmidzi: 3392, Abu Dawud: 5067).
Hadits di atas menunjukkan bahwa terdapat dua jenis keburukan yang sepatusnya diwaspadai oleh seorang hamba, yaitu keburukan yang bersifat internal dan eksternal.
Keburukan internal adalah keburukan yang berasal dari diri kita sendiri sebagaimana ditunjukkan lafadz hadits “أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ”, yang artinya aku berlindung kepadaMu dari kejahatan diriku. Adapun keburukan eksternal ditunjukkan oleh lafadz “الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ”, (aku berlindung kepadaMu) dari kejahatan setan dan bala tentaranya.
Dan pada puncaknya, kedua keburukan ini dapat mengakibatkan seseorang melakukan kejelekan terhadap dirinya sendiri atau bahkan kepada orang lain.
Obatnya telah Allah jelaskan ketika memberitakan kisah Yusuf ‘alaihissalam dalam dua firman-Nya. Firman yang pertama adalah ayat di bawah ini
كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاء إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ
“Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.….” (QS. Yusuf : 24).
Pada ayat sebelumnya, Allah telah menyatakan bahwa jiwa nabi Yusuf pun telah membisikkan kekejian ketika istri al-Aziz menggodanya. Namun, Allah menjaga beliau dari bisikan untuk melakukan perbuatan keji tersebut karena keikhlasan yang dimilikinya.
Sedangkan firman yang kedua adalah firman-Nya,
فَاسْتَجَابَ لَهُ رَبُّهُ فَصَرَفَ عَنْهُ كَيْدَهُنَّ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Maka Rabbnya memperkenankan doa Yusuf, dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. Yusuf: 34).
Adapun ayat ini menyatakan do’a yang dipanjatkan menjadi sebab Allah berkenan menghindarkan nabi Yusuf ‘alaihissalam dari tipu daya.
Dua ayat di atas menyebutkan dua hal yang dapat membentengi seseorang dari dua keburukan yang telah disebutkan sebelumnya. Kedua hal tersebut adalah keikhlasan dan do’a yang berangkat dari ketundukan hati kepada-Nya. Dengan keikhlasan, Allah akan menjaga seorang hamba dan memberikan taufik kepada jiwanya untuk senantiasa melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan. Allah pun akan mengabulkan do’a hamba yang tunduk kepada-Nya dan akan memalingkan keburukan dan tipu daya yang berasal dari balatentara setan, baik yang berwujud jin maupun manusia. Ketika nabi Yusuf alaihissalam merealisasikan kedua hal ini dengan sempurna, Allah pun menjaganya dari keburukan yang berasal dari batin beliau sendiri dan keburukan pihak lain yang melancarkan tipu daya.
Demikianlah, dapat disimpulkan bahwa perlindungan dan pertolongan Allah kepada hamba dari dua keburukan tersebut sebanding dengan kualitas keikhlasan yang dimiliki hamba tersebut dan kekuatan do’a serta ketundukan hatinya kepada Allah ‘azza wa jalla.
Semoga ada manfaatnya. Maaf, jika saya tidak pandai merangkai kata.
Wallahu ta’ala a’lam bish shawab.
Baca juga: Bacaan Dzikir Setelah Shalat
—
Penulis: M. Nur Ichwan Muslim
Artikel: Muslim.or.id
🔍 Hadits Tentang Shalat Tarawih 11 Rakaat, Arti Masyaallah Tabarakallah, Doa Tengah Malam Dalam Islam, Memegang Kemaluan Suami
Artikel asli: https://muslim.or.id/11441-terapi-dua-keburukan.html